Jakarta (UNAS) – Pusat studi Universitas Nasional, Center for Sustainable Energy and Resources Management (CSERM) menyelenggarakan kegiatan diseminasi penelitian pada Senin (25/10/2021). Kegiatan ini sebagai salah satu hasil dari proyek yang dipercayakan kepada CSERM UNAS oleh Global Challenges Research Fund (GCRF) dan UK Research and Innovation pada program Blue Communities.
Direktur CSERM UNAS Dr. Sugardjito menceritakan bahwa kegiatan kerjasama ini dapat terjalin juga atas rekomendasi LIPI kepada UK Research and Innovation. Lembaga pendanaan internasional tersebut turut melihat kecocokan visi yang tergambar pada website CSERM.
Pemilihan lokasi proyek juga didesain guna mendukung program UNESCO terhadap Cagar Biosphere Taka Bonerate Kepulauan Selayar yang memperlukan dukungan data-data sains untuk pengelolaannya. Adapaun proyek utamanya yaitu untuk melindungi atau memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Namun, dalam penyusunan proyek penelitian ini tidak hanya berbasis pada riset. Agar dapat terimplementasi, proyek ini didesain untuk dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah setempat.
“Cagar biosphere intinya bagi pemerintah setempat, bukan (hanya) kepada daerah taman nasional atau cagar alamnya. Tetapi Pemdanya yang perlu diperkuat karena wilayahnya meliputi wilayah Pemda dan wilayah kehutanan,” jelas Sugardjito pada acara diseminasi penelitian yang mengangkat tema “Supporting Sustainable Marine Planning in Taka Bonerate Kepulauan Selayar Biosphere Reserve”.
Selain Indonesia, negara yang berkesempatan mengikuti proyek ini yaitu Vietnam, Filipina, dan Malaysia. Tentu hal ini menambah daftar panjang prestasi UNAS. Melalui Wakil Rektor Penelitian Pengabdian Masyarakat dan Kerjasama Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt., mewakili UNAS, beliau memberikan apresiasi bagi CSERM UNAS atas proyek kerjasama yang terselenggara.
“Tujuan dan misi dari acara ini sangat bagus dan saya pun berpikir untuk ke depan barangkali acara seperti ini kita rutinkan. Acara ini sangat apresiatif, sangat inspiratif yaitu membagikan atau mensosialisasikan atau mendiseminasikan tetapi juga berbagi pengalaman tentang bagaimana melakukan kegiatan-kegiatan dengan baik,” ujar Prof. Ernawati.
Acara yang dimoderatori oleh Radisti Ayu Pratiwi, Ph.D., M.Sc.,ini menampilkan seminar dari lima peneliti dengan pembahasan topik yang berbeda. Pertama, Fauzan Cholifatullah mempresentasikan mengenai Citizen Science in Monitoring of Marine Litter yang membahas tentang penelitian di mana ia bersama masyarakat melakukan pendataan yang berbasis ilmiah. Hal ini untuk memantau timbunan sampah yang terdampar di pantai yang mana merupakan wilayah konservasi penyu di Kepulauan Selayar.
Selanjutnya, Prawesti Wulandari dengan topik Marine Diversity in Transition Zone of Taka Bonerate Kepualauan Selayar Biosphere Reserve. Wulan, menyampaikan mengenai coral health status assesment di pulau Tambalongan dan Polasi. Serta, hasil penelitian tersebut akan menjadi masukkan untuk strategi manajemen atau pengolahan bagi pemerintah setempah dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.
Participatory Filmmaking as a Means to Spark Sustainability merupakan topik penelitian oleh Carya Maharaja. Mengenai bagaimana sebenarnya proses kreatif dapat diterapkan untuk memicu perubahan perilaku. Sehingga masyarakat dapat diajak untuk lebih sadar akan lingkungan khususnya juga pada lingkungan karang.
Kemudian, Dr. Asep Adhikerana memiliki peran yang fokus untuk membantu Pemda setempat. Untuk bagaimana cara agar pengembangan pariwisata berbasis kepada rute yang lebih berkelanjutan. Salah satu contohnya pada topik yang ia bawakan yaitu Community Base Sustainable Tourism.
Pada kesempatan yang sama, Dr. Tatang Mitra Setia, M.Si., turut menjadi peneliti dalam kegiatan kerjasama ini. Ia menyampaikan kajian tentang Biodiversity in Tambolongan and Polasi. Salah satu penelitiannya juga sudah dipublikasi dalam jurnal ilmiah.
Pada akhir acara, Sugardjito berharap, melalui diskusi yang dilaksanakan secara daring dan luring di ruang Seminar Selasar UNAS ini menjadi wadah untuk saling berbagi informasi dan pengalaman. Serta, hubungan antar pusat studi dan peneliti khususnya di UNAS menjadi lebih erat untuk terciptanya kolaborasi. (*ARS)
Bagikan :