Jakarta (UNAS) – Pusat Studi Literasi Komunikasi Politik Universitas Nasional berkolaborasi dengan Sastrawan Senior dalam kegiatan Safari Puisi Literasi Politik Kebangsaan 2024 pada Jumat (19/01). Kegiatan tersebut dihadiri oleh sastrawan senior yakni Yudhistira ANM Massardi, Renny Djajoesman dan Yuka Mandiri yang membacakan sajak dan puisinya.
Ketua pelaksana kegiatan Ariandi Putra,S.I.Kom., M.Si menyampaikan bahwa kegiatan ini bisa menjadi pembelajaran mahasiswa UNAS dalam menyambut Pemilu 2024. “Karena dalam pemilu kali ini banyak dari Gen Z dan millennial, maka dengan kegiatan ini bisa menjadi pembelajaran yang baik bagaimana puisi melihat kondisi era baru dalam literasi politik,” katanya.
Selain itu, Sekrertaris Ilmu Komunikasi Politik Nursatyo, S.Sos, M.Si beranggapan puisi dalam konteks komunikasi adalah sebuah pesan yang bermakna sehingga pesan tersebut bisa tersampaikan. “Maka puisi juga bisa menjadi satu media untuk sampaikan gagasan. Dengan konteks itulah kami selenggarakan kegiatan ini karena kami punya konsen demokrasi harus tetap kita rawat dan jaga,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni Universitas Nasional Prof. Dr. Suryono Efendi, S.E., M.B.A., M.M juga menyampaikan hal serupa bahwa pada pemilu saat ini masyarakat dominan dari kalangan Gen Z dan Milenial, sehingga dengan kegiatan ini bisa menjadi insight baru dalam mencari informasi literasi politik. “Kita sudah masuk pada tahun politik, dengan kegiatan seperti ini akan menjadi nilai tambah literasi mahasiswa mengenai politik kebangsaan karena perlu adanya literasi yang bisa memberikan informasi sebagai pengarah dalam mengambil keputusan yang lebih baik.” Ungkap Suryono.
Sebagai sastrawan senior Yudhistira Massardi bersama seniman Renny Djajoesman dan Yuka Mandiri mendeklamasikan puisi yang mengajak seluruh mahasiswa untuk melawan oligarki yang melibatkan sebagai penguasa.
Menurut mereka, oligarki yang masuk ke dalam kekuasaan hanya akan menciptakan ketidakstabilan dalam mengurus negara serta menimbulkan tindakan sewenang-wenang.
Para sastrawan tersebut mengajak seluruh peserta yang hadir dalam safari puisi tersebut untuk menggunakan hak pilih dalam Pemilu 2024 dengan mengacu kepada hati nurani tidak terpengaruh oleh sisi pragmatis yang justru merugikan rakyat.
“Masa kita semua hanya diam dengan adanya oligarki. Kalau semuanya diam lalu bagaimana dengan bangsa ini,” tutur Renny di Exhibition Room UNAS
Yudhistira mengatakan, sastrawan dan seniman memiliki kewajiban moral untuk mencerdaskan bangsa serta mengajak masyarakat untuk berpikir cerdas. “Kita menyelamatkan bangsa dan negara dari oligarki,” tegas Yudhistira. (TIN)
Bagikan :