Respon Pasca Gencatan Senjata Palestina dan Israel, P3M UNAS Selenggarakan International Talk

Jakarta (UNAS) – Palestina dan Israel telah bersepakat untuk melakukan gencatan senjata pada Jumat 21 Mei 2021 dimana gencatan senjata ini sedikit meredakan suasana konflik antara kedua belah pihak. Gencatan senjata yang dilakukan pihak yang bertikai, disambut baik oleh para pemimpin negara di seluruh dunia dan sekaligus menyerukan Palestina dan Israel untuk bergerak menuju perdamaian.

Pasca gencatan senjata yang terjadi, mengundang berbagai tanggapan dari berbagai pihak mulai dari pemimpin, tokoh, akademisi dan para aktivis di seluruh dunia. Untuk memfasilitasi respon dunia atas gencatan senjata Palestina dan Israel dan untuk memberi penguatan gagasan perdamaian secara substantif, Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional bekerja sama dengan Nassar Foundation Malaysia menyelenggarakan International Talk “Palestine: Post Ceasefire, International Response” pada Kamis, (27/5) melalui aplikasi zoom meeting.

Dr. Robi Nurhadi

Kepala P3M Sekolah Pascasarjana UNAS Dr. Robi Nurhadi mengatakan bahwa tujuan dari diadakannya international talk ini adalah membangun gelombang artikulasi politik dari non-state actors agar dapat memberi penguatan perdamaian yang lebih substantif dan kuat pasca gencatan senjata.

Ia menjelaskan bahwa inisiatif penyelenggaraan international talk bermula dari situasi konflik yang terjadi di Palestina. Pada tataran strategis, lanjut Robi, diskusi ini diharapkan dapat mendorong lahirnya cluster baru yang ditopang oleh non-state actors untuk penciptaan solusi damai Palestina yang substansial.

“Dunia sudah cukup memberikan ruang kepada state actors dalam mencari solusi damai namun hasilnya masih seperti yang kita lihat saat ini. Momentum ceasefire ini seharusnya dapat digunakan oleh non-state actors untuk menciptakan tatanan orde baru dunia dengan tujuan melahirkan kemerdekaan bagi Negara Palestina,” imbuhnya dalam International Talk.

Baca Juga :   Tim Asesor BAN-PT Lakukan Visitasi Re-akreditasi Prodi Bahasa Korea

Robi menambahkan, kemerdekaan Palestina menjadi kata kunci untuk menghentikan peningkatan jumlah korban yang meninggal di Palestina dan Israel. Sehingga kemerdekaan Palestina sangat penting dan perlu diakui bersama-sama.

“Negara-negara dunia dengan organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa sebenarnya tahu apa yang harus dilakukan untuk membangun perdamaian Palestina-Israel. Tetapi mereka tidak tahu bagaimana berhenti sejenak untuk berhenti memikirkan posisi siapa mereka dalam sistem dunia modern saat ini,” kata Robi.

Ia pun menyebut, para pemimpin negara yang terlibat dalam debat isu Palestina-Israel lebih tertarik untuk memastikan siapa yang mendapatkan apa atau siapa yang menjadi negara inti. Dari pada menggunakan kekuatan negara untuk menegakkan keadilan bagi Palestina dan membangun perdamaian sejati untuk Palestina-Israel.

Karena itu, Robi mengajak rakyat di dunia untuk bersama-sama mengakui kemerdekaan Palestina dan mendukung tercapainya perdamaian dengan Palestina sebagai negara yang berdaulat.

“Kami menyerukan kepada warga dunia untuk tetap menjadi manusia dalam menghadapi setiap konflik internasional. Karena hanya perlu sebagai manusia untuk memastikan perdamaian Palestina-Israel terwujud. Jika pemerintah berbagai negara di dunia tidak ingin mengakui kemerdekaan Palestina yang sebenarnya, maka kami menyerukan kepada semua rakyat, dimanapun negara mereka berada, untuk memberikan pengakuan kepada negara Palestina yang berdaulat dengan wilayah yang jelas,” jelasnya.

Prof. Dr. Maswadi Rauf, M.A.

Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Direktur Sekolah Pascasarjana UNAS Prof. Dr. Maswadi Rauf, M.A. ini turut mengundang para aktivis (non state actor) sebagai pembicara baik dari dalam maupun luar negeri yaitu Mufti of Australia Darul Fatwa Australia Dr. Sheikh Salim Alwan Al-Hussainiyy, Mufti of Ukraine, President of the Islamic University, Ukraine Dr. Sheikh Ahmad Tamim, The Chairman of Nassar Foundation, Malaysia Dato Dr. Nasharudin Mat Isa.

Baca Juga :   Agar Website Terlihat Lebih Dinamis, Karyawan UNAS Ikuti Pelatihan Konten dan Penulisan Berita

Selanjutnya, Researcher From Gaza, Palestine Dr. Syarif Syamalla, Associate Professor Frostburg State University Maryland, USA Dr. Haiyun Ma, Faculty member at the School of Global Studies, Thammasat University Bangkok, Thailand Dr. Sheikh Mohammad Altafur Rahman, General Secretary of The India Forum for Moderation and Dialogue, India Dr. Muhammad Saleem Nadwi, dan Indonesia Council of Ulama (MUI), International Analyst from Universitas Nasional Dr. Robi Nurhadi.

Faculty member at the School of Global Studies, Thammasat University Bangkok, Thailand Dr. Sheikh Mohammad Altafur Rahman menjelaskan bahwa pertarungan yang terjadi ini bukan pertama kali dilakukan. Dalam pertarungan singkat antara kedua negara telah merenggut banyak korban sehingga perlu solusi tepat untuk membantu palestina diantaranya bantuan medis & psikologis, rehabilitasi & rekonstruksi, akhir penjara terbesar di dunia, membangun keadilan.

Ia juga menuturkan, terdapat tiga aspek respon atas konflik Palestina dan Israel yaitu political response, military response, dan solidarity response. “Secara dukungan politik apa yang dilakukan oleh Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) tidak efektif, dimana pertikaian antara kedua belah pihak masih terjadi, sehingga perlu adanya perubahan dengan dukungan politik Amerika Serikat sementara untuk military support perlu adanya  dukungan untuk senjata strategis dan membantu memberi batasan dalam mengakses Gaza, dan terakhir perlunya dukungan ekonomi, solidaritas Global & pengembangan opsi internasional, serta menjangkau dunia-dunia muslim,” ungkapnya.

Sementara itu, The Chairman of Nassar Foundation, Malaysia Dato Dr. Nasharudin Mat Isa mengatakan untuk membantu konflik antara palestina dan Israel diperlukan peran non state actor yang dilakukan secara bersama-sama. Selain itu, Nasharudin pun menuturkan untuk membantu warga Palestina dari konflik diperlukan peran dewan keamana. Selain untuk mencegah adanya konflik keberlanjutan dewan keamaman juga dapat membantu dalam proses rebuilding

Baca Juga :   Warek Akademik : Perkembangan TIK Dapat Menyongsong Sistem Pembelajaran Perguruan Tinggi

“Setelah terjadinya pertikaian fasilitas maupun rumah warga hancur dan dalam melakukan perbaikan dilakukan bukan dewan keamanan yang turun tangan namun para civil society, Non Governmental Organisation (NGO) dan personality dengan satu tangan dan kita harus membantu warga gaza, memprioritaskan pendidikan untuk warga gaza, prioritas kesehatan untuk warga Gaza sehingga dengan kerja keras tingkat pendidikan warga gaza menjadi tinggi rtapi itu semua diperlukan dukungan dari para negara-negara dengan memberikan ide demi membangun gaza,” ucap Nasharudin. (*DMS)

Bagikan :
Berita Terbaru

Jadwal pelaksanaan PLBA T.A 2024/2025

Hari : Kamis 

Tanggal : 19 September 2024

Pukul : 07.00 – 17.00 WIB

Auditorium Universitas Nasional

FAKULTAS

  1. FISIP
  2. FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
  3. FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS
  4. FAKULTAS TEKNOLOGI  KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Hari : Jum’at

Tanggal : 20  September 2024

Pukul : 07.00 – 16.00 WIB

Tempat : Auditorium Universitas Nasional

FAKULTAS

  1. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
  2. FAKULTAS HUKUM
  3. FAKULTAS ILMU KESEHATAN
  4. FAKULTAS BIOLOGI DAN PERTANIAN

Tempat : Auditorium Universitas Nasional

Chat with Us!