Jakarta (UNAS) – Dalam memperingati kebangkitan kristus pada tanggal 17 April, Persekutuan Oikoumene (PO) Universitas Nasional mengadakan Ibadah dan Perayaan Paskah Keluarga Besar Civitas Akademika dan Alumni Universitas Nasional. Kegiatan ini diselenggarakan secara daring pada hari Sabtu (12/6).
Tema pada ibadah dan perayaan paskah tahun ini adalah Get Risen of Spirit yang diambil dari 2 Korintus 5:15. Ayat ini berisi “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.”
“Kalau kita bicara soal kematian kristus, salib bukan hanya bicara soal anugerah keselamatan. Tapi bicara tentang penderitaan,” ujar Soni Mongan sebagai pengisi materi. Penderitaan yang dimaksud yaitu sebuah jaminan keselamatan dan adanya pengakuan sebagai penghuni kerajaan surga.
Soni mengatakan dalam hidup kita setidaknya ada dua tugas utama ketika memutuskan memilih dan percaya bahwa Yesus sebagai juru selamat. “Tuhan memberikan dua tugas utama kepada anak-anak Tuhan yaitu pertama mengasihi dan yang kedua memuridkan,” jelasnya. Hukum kasih ditujukan untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama umat manusia. Serta, memuridkan dengan mengajak manusia mengenal dan menjadi murid Tuhan.
Dalam ceramahnya, Soni bercerita tentang bagaimana kematian Yesus serta kebangkitannya bicara soal pelepasan hak pribadi kita manusia. Namun, masih banyak umat yang belum bisa mengerti hal tersebut, pertama karena mereka tidak mengenal Yesus secara pribadi. “Orang yang mengenal Tuhan secara pribadi tidak akan pernah jenuh dan akan setia melayani Tuhan,” ungkap Soni. Lalu alasan yang kedua, “Karena hidupnya tidak dituntun oleh Roh Kudus. Sehingga kegiatan ibadah yang kita lakukan jika tidak ada tuntunan Roh Kudus itu hanya sebuah rutinitas atau ritual ibadah biasa,” tambahnya.
Sebelum mengakhiri ceramahnya, Soni mengingatkan bahwa kematian dan kebangkitan Yesus tujuannya hanya satu yaitu menjadikan kita manusia baru. Hal tersebut sebagai spirit dan energi yang harus tetap dijaga dalam kehidupan kita. Seperti yang disampikan oleh Ns. Dwi Rohyani, M.Kep., dalam sambutannya.
Dwi mengatakan bahwa melalui perayaan paskah dapat menjadi kekuatan serta menjadi spirit untuk tetap berkarya. “Firman Tuhan yang disampaikan oleh Pak Sony itu menjadi kekuatan kita. Lewat kebangkitan kristus, lewat paskah membuat kita semakin kuat. Oleh karena itu biarkan paskah menjadi spirit bagi kita untuk terus kita berkarya,” imbuh Dwi. (*ARS)
Bagikan :