JAKARTA (UNAS) – Sangat penting bagi tiap negara untuk menjalin hubungan diplomatik dalam menyelesaikan permasalahan – permasalahan internasional dan mencari solusi bersama-sama diantaranya dengan melakukan diplomasi, pertemuan maupun sidang. Ini yang menjadi salah satu alasan para mahasiswa program studi hubungan internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nasional Melalui Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HIMAHI) melaksanakan kegiatan Short Diplomatic Course.
Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HIMAHI) menyelenggarakan acara Short Diplomatic Course dengan tema “Dealing Nuclear Security In Asian Territory” yang diselenggarakan pada Jumat (15/12) di Aula Blok 1 lantai 4 Universitas Nasional. Acara ini dihadiri oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Aos Yuli Firdaus, S.Ip, M. Si dan sekretaris program studi Hubungan Internasional, Ajeng Rizki Rahmanillah, S.I.P , M. A.
Dalam kegiatan Short Diplomatic Course, mahasiswa dilatih untuk melakukan simulasi konferensi dengan mengikuti konsep Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Setiap delegasi akan merepresentasikan suatu negara dan akan bertindak sesuai dengan kepentingan negara yang direpresentasikan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang akan dibahas dalam konferensi tersebut.
Dalam sambutannya, Ajeng Rizki Rahmanillah, S.I.P , M. A. selaku sekretaris program studi hubungan internasional menjelaskan bahwa mahasiswa hubungan Internasional harus mempunyai kemampuan untuk bisa berdiplomasi dan kegiatan ini diharapkan bisa memberikan gambaran bagaimana tata cara berdiplomasi dengan para delegasi. “Kegiatan ini adalah awal jenjang untuk mahasiswa menuju MUN (Model United Nations) yaitu pendidikan simulasi dan atau kegiatan akademik di mana mahasiswa dapat belajar tentang diplomasi hubungan internasional,’’ ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Bidang Kemahasiswaan, Aos Yuli Firdaus, S.I.P, M. Si mengatakan, Short Diplomatic Course merupakan kegiatan yang sangat ilmiah dan prestisius serta salah satu kegiatan yang bisa digunakan untuk mendapatkan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI).
Aos Yuli Firdaus menambahkan, Universitas Nasional menggunakan sistem KKNI yang menjelaskan mengenai pemahaman jenjang kualifikasi kompetensi yang dapat menyetarakan atau mengintegrasikan pendidikan dan pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pengakuan kompetensi kerja. Nantinya, kompetensi yang dimiliki oleh mahasiswa selama kuliah akan dimasukkan ke dalam Satuan Kegiatan dan Prestasi Mahasiswa yang menjadi salah satu poin dalam SKPI.
“Short Diplomatic Course merupakan salah satu kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh HIMAHI tiap periodenya. Output dari kegiatan ini adalah mahasiswa bisa menghasilkan resolusi dari masalah yang sudah dibuat dan bisa menghasilkan draft atas permasalahan dan solusi yang bisa digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah,’’ ujar Haura Athaya selaku Sekretaris Pelaksana Kegiatan.
Acara ini diwajibkan bagi para mahasiswa program studi Hubungan Internasional karena tata cara berdiplomatik menjadi salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh para mahasiswa hubungan internasional. Kegiatan ini melibatkan dan mengajarkan tentang beberapa hal seperti penelitian, debat, dan keterampilan menulis. Selain berpikir kritis, kerja sama tim, dan kemampuan kepemimpinan, juga menjadi nilai-nilai yang diajarkan pada kegiatan ini.
Acara tersebut diharapkan dapat melatih mahasiswa mengetahui bagaimana cara berdiplomasi dengan para delegasi dari negara negara sahabat, membentuk kebijakan dan juga langkah penyelesaian masalah di dalam Institusi Internasional. Mahasiswa juga diperkenalkan tentang prosedur proses pembentukan kebijakan di dalam badan PBB, memberikan pengalaman praktek negosiasi dan lobi sebagai pengembangan kemampuan para peserta mahasiswa Universitas Nasional khususnya prodi Hubungan Internasional.(*DMS)
Bagikan :