Dampak perubahan iklim yang meningkat dan dialami di seluruh dunia mengisyaratkan pesan yang jelas bahwa emisi gas rumah kaca harus diturunkan. Namun, Laporan Kesenjangan Emisi 2022: Jendela Penutupan – Krisis iklim menyerukan transformasi cepat masyarakat yang dikeluarkan oleh Program Lingkungan PBB menemukan bahwa komunitas internasional jauh dari tujuan perjanjian Paris, tanpa ada jalur yang kredibel untuk mencapai 1,5°C. Hanya transformasi seluruh sistem yang mendesak yang dapat menghindari bencana iklim. Lalu, apa yang dapat dilakukan oleh 1,8 miliar umat Islam dalam berkontribusi mencari solusi atas dampak perubahan iklim global ini?
Jakarta, 21 Desember 2022 – Pusat Pengajian Islam (PPI) Universitas Nasional (Unas) bekerja sama dengan Kementrian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) dan Lembaga Penelitian, Pendidikan, Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3S) mengadakan peluncuran dan diskusi buku “Generasi Terakhir” Edisi Bahasa Arab dan Inggris di Auditorium Cyber Library Unas, Rabu (2112). Buku ini ditulis oleh Ketua PPI Unas, Dr. Fachruddin Mangunjaya dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan Inggris dengan dukungan dari Ummah for Earth.
Fachruddin mengatakan, buku ini diluncurkan karena adanya krisis iklim dan dampaknya yang meningkat di seluruh dunia. Hal ini mengancam aspek ehidupan, ekonomi, kesehatan, dan pangan. Laporan Kesenjangan Emisi 2022 menemukan bahwa dunia harus mengurangi emisi sebesar 45 persen untuk menghindari bencana global tersebut. Solusi untuk mengubah masyarakat sudah ada, tetapi ini saatnya untuk melakukan tindakan kolektif dan multilateral. Ia juga menjelaskan Konferensi Para Pihak Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim ke-27 (COP27), yang berlangsung di kota pesisir Sharm el-Sheikh, Mesir, pun ditutup dengan keputusan bersejarah untuk menetapkan dan menjalankan dana kerugian dan kerusakan.
“Hadirnya buku ‘Generasi Terakhir’ berusaha untuk menangani lingkungan dan perubahan iklim dari perspektif nilai-nilai Islam. Dengan cara yang unik, buku ini merepresentasikan kombinasi antara pengetahuan lingkungan praktis dan teori ilmiah Islam. Buku ini juga menangani masalah keharmonisan dan perubahan keseimbangan lingkungan di planet ini, peran manusia yang menyebabkan ketidakseimbangan, dan mengapa perlu memulihkannya,” jelas Fachruddin di kegiatan diskusi buku ini.
Dosen Pascasarjana Unas itu menambahkan, pedoman dalam buku ‘Generasi Terakhir’ tersebut didasarkan pada bagaimana Al-Qur’an meminta manusia untuk memuliakan penciptanya, Allah SWT, dengan menjadi penjaga bumi ini dan bertanggung jawab untuk merawat ciptaan Tuhan di bumi.
“Buku ini juga dapat menjadi landasan praktis untuk memahami krisis iklim. Adapun isi dari buku mencakup sejumlah bidang, dan tidak terbatas pada tantangan lingkungan dan peran muslim, krisis iklim di dunia Islam, serta tindakan untuk memerangi perubahan iklim,” tuturnya.
Sementara itu, terbitnya buku ‘Generasi Terakhir’ dan diterjemahkan dalam dua versi bahasa mendatangkan tanggapan dari berbagai pihak. Direktur Eksekutif LP3ES Fahmi Wibawa, S.E., M.B.A. mengatakan, buku ini menjadi sebuah kebangaan karena dapat disebarluaskan ke seluruh pojok-pojok dunia dalam beberapa bahasa.
“Buku ini dapat menyebarkan kebaikan diantara kita bahwa kita harus saling menjaga dan menghormati alam. Tidak hanya untuk saat ini, tetapi secara berkelanjutan demi generasi yang akan datang,” ucapnya. Fahmi juga menuturkan bahwa merupakan suatu kehormatan bagi LP3ES dapat membantu menerbitkan buku ini.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama Unas, Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt., mengatakan, jika sudah diterbitkan dalam versi bahasa Inggris dan Arab, diharapkan buku ini dapat dibaca oleh berbagai pihak secara luas, sehingga manfaatnya akan lebih menyebar ke seluruh dunia. “Semoga buku ini dapat membuka pemikiran kita semua untuk senantiasa menjaga iklim dan lingkungan, sebagai last generation di muka bumi ini,” kata Erna.
Direktur Pendidikan Dhiniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI, Dr. Basnang Said, S.Ag., M.Ag. juga menghaturkan terima kasih atas upaya dari Ketua PPI Unas untuk menyebarkan kebaikan dan ilmunya dalam buku ‘Generasi Terakhir’. “Sebagai alumni pesantren, saya berharap para pesantren juga terlibat dalam memelihara alam, dan bisa menjadi contoh bagi generasi penerus di pesantren lainnya,” kata Basnang.
Kepala Subdit Dukungan Sumber Daya Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Dr. Wawan Gunawan, S.Hut., M.Si. mengatakan, buku ini juga menjelaskan bahwa Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan lingkungan.
“Selain melarang membuat kerusakan di bumi, Islam juga mewajibkan untuk menjaga lingkungan dan menghormati alam dan isinya termasuk manusia, tumbuhan, hewan, serta lainnya. Manfaat dari menjaga lingkungan tersebut akan dirasakan oleh diri kita sendiri, dan generasi penerus kita di masa yang akan datang,” imbuhnya.
Kegiatan ini juga diisi dengan sesi diskusi buku yang dipandu Zaenal Muttaqin dari LP3S sebagai moderator dan menghadirkan dua narasumber yaitu Ismid Hadad, Ketua Dewan Pimpinan Yayasan KEHATI/Pendiri LP3S dan K.H. Sulaiman Ma’ruf, Pimpinan Pondok Pesantren Daar El Istiqomah, Banten. Diskusi buku diikuti oleh perwakilan pondok pesantren mahasiswa yang mewakili beberapa perguruan tinggi di Jakarta dan Tangerang Selatan.(NIS)
Bagikan :