Jakarta (UNAS) – Menindak program yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan, Badan Pengembangan Kurikulum dan Pusat Pengkajian Islam UNAS mengadakan rapat koordinasi bersama Ketua Program Studi tentang pelaksanaan MBKM Mandiri dengan Ecopesantren. Kegiatan rapat yang dihadiri oleh seluruh Kaprodi di lingkungan Universitas Nasional dilaksanakan pada Selasa (31/1) di Ruang Rapat Cyber.
Dalam pembukaan rapat, Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni Universitas Nasional (Unas) Dr. Suryono Effendi, S.E., M.B.A. M.M., menyampaikan dengan permintaan pemerintah tentang pelaksanaan kurikulum MBKM, Perguruan Tinggi dituntut kreatif dalam melaksanakan MBKM termasuk dengan MBKM mandiri. “MBKM memang sebetulnya adalah bagaimana untuk mengimplementasikan teori dengan kondisi praktis di lapangan, ternyata pesantren memiliki jumlah yang jauh lebih besar dari perguruan tinggi. Maka dengan penawaran pelaksanaan MBKM Mandiri dengan Ecopesantren merupakan pilihan yang bagus”, katanya.
Sementara itu, Ketua Pusat Pengkajian Islam UNAS Dr.Fachruddin M. Mangunjaya menjelaskan mengenai program yang sedang digarap bersama tim nya yang ditawarkan kepada Kaprodi untuk melaksanakan MBKM Mandiri. “Ada sepuluh kegiatan yang bisa dilakukan dalam pelaksanaan MBKM Mandiri bersama dengan Ecopesantren, 10 kegiatan yang bisa dilakukan di pondok pesantren antara lain; Kurikulum Berbasis Lingkungan, Program Fiqih, Peningkatan SDM, Program Lahan Pesantren, Program Sumber Daya Air, Program Hidup Sehat, Limbah dan Sampah, Program Energi, Transportasi dan Keanekaragaman Hayati”, jelasnya.
Penawaran kegiatan MBKM Mandiri Bersama Ecopesantren dirasa sangat bermanfaat, menurutnya, para santri juga memerlukan pendidikan soft skill dan pelajaran umum.
Hal serupa juga disampaikan oleh Program Manager PPI Edy Hendras Wahyono bahwa pesantren memerlukan pengajaran softskill yang bisa mencakup pembelajaran kurikulum yang ada di perguruan tinggi. “Ada beberapa pesantren yang sudah mempunyai beberapa persiapan terkait dengan MBKM mandiri, program MBKM yang dapat dilakukan seperti lintas disiplin ilmu. Kemudian sebelum terjun langsung ke lapangan atau ke pesantren, mahasiswa akan dilatih dan diberikan pembekalan terlebih dahulu,” ujar Edy. (TIN)
Bagikan :