JAKARTA (UNAS) – Pusat Pengajian Islam (27/4). Lokalatih Peningkatan Kapasitas Da’i Restorasi Gambut, ditutup hari Jumat siang (27/4) oleh Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG), Nazir Foead. Kegiatan pelatihan dilakukan selama empat hari secara intensif ini yang meliputi materi tentang restorasi gambut, pemahaman tentang langkah pemerintah dan apa yang dapat dilakukan masyarakat dalam upaya mencegah kerusakan pada ekosistem gambut serta memulihkannya. Selain itu acara penting bagi para dai adalah pemahaman aspek tentang keterkaitan pesan ajaran agama dalam melestarikan ekosistem gambut, sehingga menjadi tetap seimbang dan bermanfaat bagi seluruh proses keberlanjutan kehidupan. Acara ini diikuti oleh 87 peserta–imam, khatib, da’i dan daiyah– mereka yang berasal dari desa-desa binaan BRG di Propinsi Kalsel, Kalteng dan Kalbar.
Dalam sambutannya, Nazir Foead mengatakan, sangat berterima kasih atas kontribusi yang dibelikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan PPI UNAS, yang membantu terlaksana penguatan kapasitas da’i ini. ” Sebagaimana arahan bapak presiden, penanganan tentang restorasi gambut, harus melibatkan seluruh komponen, tidak terkecuali, para tokoh agama dan tokoh masyarakat yang ada di dalamnya,” tambah Nazir.
“Para peserta pelatihan tampak antusias, dan tampak senang dengan lokalatih ini. Mereka sangat antusias dan berterima kasih diajak dan diberikan pencerahan tentang restorasi gambut dan tantangan yang dihadapi, sehingga mereka dapat berkontribusi di bidang da’wah bi lisan (dengan memberi peringatan) dan jugan bil hal, praktek langsung.” tambah Dr Fachruddin Mangunjaya. Ketika penutupan, semua da’i telah memberikan komitmennya untuk menyampaikan apa yang mereka peroleh kepada masyarakat, terhitung ada 86 ribu lebih target masyarakat yang ada di wilayah mereka masing-masing. Selain itu pelatihan ini juga melahirkan perkumpulan dai gambut, dalam upaya membina komunikasi dan berbagi pengetahuan.
KH Ahmad Zamroni, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, mengungkapkan bahwa acara lokalatih ini sangat strategis karena melibatkan para dai untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait pencegahan dan penanganan kerusakan lahan gambut. Kiai Zamroni berencana menyampaikan hal ini di majelis ta’lim dan mimbar khutbah. Seperti dilansir oleh NUOnline (27/4), tokoh agama ini juga akan menjelaskan apa yang telah ia peroleh dari lokalatih tersebut kepada para santri dan pelajar, baik di pesantren maupun madrasah. Untuk pencegahan terhadap bencana lingkungan, langkah teknisnya sudah ia dapatkan, seperti membuat sekat kanal dan sumur bor. Tetapi, kiai asal Malang itu menegaskan bahwa yang paling penting adalah kesadaran manusianya. “Yang paling penting dari semua itu adalah manusianya yang terus disadarkan, dicerahkan. Tidak lagi melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar,” ujar tokoh NU Kalimantan Barat ini.
Bagikan :