Jakarta (Unas) – Guna meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam bidang komunikasi, Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMAKOM) Universitas Nasional (Unas) langsungkan workshop Komunikasi Visual Fotografi dan Periklanan, pada hari Kamis (17/06).
Dihelat secara virtual, kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber yang berkompeten dalam bidang komunikasi visual yakni Dosen Komunikasi Unas, Umar Fauzi Bahanan, S.Sos., M.Si. Sutradara dan Penulis Skenario Syamsul Hadi, S.Sn, serta Praktisi Film Suwanto Rusdi, S.Pd.
Dalam sambutannya, Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi Unas, Drs. Adi Prakosa, M.Si mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian pekan raya komunikasi yang menjadi agenda rutin HIMAKOM dan bertujuan memberikan pengetahuan kepada mahasiswa.
“Selain dapat meningkatkan skill dan juga pengetahuan mahasiswa, kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan kesiapan kepada mahasiswa mengenai tantangan dunia ilmu komunikasi dan teknologi mendatang,” ujarnya.
Hadir sebagai pembicara pertama, Umar Fauzi Bahanan, S.Sos., M.Si. mengatakan, salah satu bentuk komunikasi visual yang harus dipelajari oleh mahasiswa komunikasi ialah fotografi. Menurutnya, hal ini membutuhkan unsur teknik dan juga nilai komposisi yang matang agar dapat menghasilkan foto yang bermakna jurnalistik.
“Ada banyak teknik foto yang bisa digunakan, misalnya panning, zooming, freezing yang apabila digunakan dengan benar dapat memiliki nilai tersendiri bagi yang melihatnya,” tutur Praktisi Televisi itu.
Senada dengan hal tersebut, Suwanto Rusdi, S.Pd juga mengatakan, selain menggunakan teknik dan komposisi yang baik, foto dan video juga harus memiliki pesan tersendiri yang ingin disampaikan. Ia juga menuturkan bahwa gagasan atau ide yang kita miliki perlu dituangkan dalam bentuk karya.
“Komunikasi itu tujuannya untuk menyampaikan pesan, karena secara visual maka media yang digunakan ialah foto dan video. Oleh sebab itu, foto dan video yang baik ialah yang memiliki pesan atau makna yang tersampaikan kepada para penonton. Ini berarti komunikasi tersebut berjalan efektif,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Syamsul Hadi, S.Sn juga mengatakan, karya foto maupun video harus menciptakan suatu pengalaman bagi seseorang ketika melihatnya. “Misalnya rasa keingintahuan, rasa ketawa, ataupun rasa muak. Jika suatu gambar menimbulkan rasa seperti ini, maka inilah suatu karya seni,” paparnya.
Ia menambahkan, untuk menjadi seorang fotografer, seseorang harus pandai melihat dan menggunakan mata seorang fotografer. Hal ini bertujuan untuk melihat potensi gambar yang kuat disekitar dan mengatur posisi gambar yang terbaik pada lensa kamera.
Menurut sutradara itu, suatu gambar yang bagus harus minimalis, yakni harus mengikutsertakan bagian yang perlu saja dan mengurangi atau meminimalkan bagian yang dapat mengalihkan perhatian. (NIS)
Bagikan :