Jakarta (UNAS) – Kemampuan menulis adalah salah satu kemampuan berbahasa atau literasi yang bersifat produktif. Dalam menulis juga dituntut untuk kreatif agar tulisan menjadi menarik dan pembaca tertarik membacanya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kreativitas dalam menulis, Himpunan mahasiswa ilmu komunikasi (Himakom) menggelar workshop penulisan naskah program dan berita online.
Pada kegiatan ini turut menghadirkan tiga pembicara yaitu Travel writer Fira Abdurahman, News Producer RTV Seno Sumarno S.Ikom, Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jakarta Selatan TH. Bambang Pamungkas S.Sos., M.ikom.
“Workshop ini merupakan serangkaian kegiatan dari commweeks, yang sebenarnya untuk mempersiapkan mahasiswa menyongsong era 4.0. Pada era 4.0 menuntut setiap orang untuk akrab terhadap teknologi, kaitanya dengan jurnalistik adalah saat ini sudah sangat berkembang media online oleh karena itu perlu pembekalan kepada mahasiswa khususnya konsentrasi jurnalistik,” ujar Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Nasional (UNAS) Yayu Sriwartini S.Sos., M.Si. dalam sambutannya pada Workshop bengkel jurnalistik “Meningkatkan Kreativitas Jurnalistik Dalam Menulis Naskah Program dan Berita Online”, di Auditorium blok 1 lantai 4 UNAS, Kamis (25/4).
Ia menambahkan, dengan dilaksanakannya workshop ini, diharapkan mahasiswa mampu memiliki keterampilan dalam menulis. “Output kegiatan ini mahasiswa mampu membuat berita, membuat tulisan, membuat naskah di media-media yang menggunakan teknologi,” papar Yayu.
Sebagai pembicara pertama, Travel writer Fira Abdurahman mengatakan, menjadi seorang penulis perlu memperbanyak pengalaman dengan berjalan-jalan keluar. Selain itu, memperdalam pengetahuan dengan membaca buku, diskusi, melihat tv dengan program traveler.
“Semakin banyak membaca, semakin memperbanyak kosakata, menulis akan menjadi enjoy dan enak” ucap Fira.
Ia melanjutkan, seorang penulis dapat dikatakan mahir adalah ketika dia mampu mengekpresikan apa yang dialami melalui tulisan lalu tulisan tersebut dapat mengguggah emosial pembacanya.“Penulis yang kaya adalah orang yang dapat mendeskripsikan apa yang Ia rasakan dan lihat, mencoba bercerita dengan foto atau makanan dengan sekitarnya sehingga pembaca akan tertarik untuk membaca,” katanya.
Senada dengan Fira, News Producer RTV Seno Sumarno S.Ikom menyampaikan bahwa menjadi seorang jurnalis perlu memiliki kemampuan menganalisis apa yang Ia lihat. “Dalam menulis jangan hanya kosong tapi usahakan sudah mampu mempersiapkan segala yang diperlukan dengan menggambarkan apa yang kita lihat dengan tulisan,” tutur Seno.
Terkait dengan tantangan seorang jurnalis saat ini, Seno menyatakan bahwa jurnalis harus memiliki kemampuan untuk menguasai alat untuk mendukung suatu liputan. “Saat ini setiap wartawan harus bisa menggunakan peralatan oleh karena itu, jurnalis dituntut untuk bisa mengexplore kemampuan video jurnalis dan menguasai fotografi jurnalistik,” terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Komisioner KPID Jakarta Selatan TH. Bambang Pamungkas S.Sos., M.Ikom. mengungkapkan bahwa wartawan boleh menulis apa saja namun harus mengikuti kaidah yang berlaku. “Penulisan suatu berita memiliki ketentuan yang sudah diatur di dalam kode etik jurnalistik sehingga berita yang di publish tidak boleh mengandung hoaks dan harus sesuai fakta,” ungkapnya. (*DMS)
Bagikan :