JAKARTA – Pergelaran Asian Para Games 2018 akan segera dimulai. Sebagai tuan rumah, Indonesia mulai menyiapkan tim relawan melalui pelatihan-pelatihan. Untuk yang pertama kalinya, Universitas Nasional (UNAS) memfasilitasi tempat pelatihan relawan dalam ajang olahraga tersebut. Pelatihan itu berlangsung pada 17-20 September 2018 dan diikuti oleh 7.500 relawan dari berbagai penjuru Indonesia.
Direktur Divisi Legal HR Volunteer INAPGOC, Ferdinand K. Tangkudung, mengatakan bahwa terpilihnya UNAS sebagai tempat pelatihan dikarenakan UNAS menyediakan sarana dan prasarana yang cukup baik. Khususnya sarana bagi relawan penyandang disabilitas.
“Kami memang ingin pelatihan dilaksanakan di Jakarta Pusat atau Jakarta Selatan untuk memudahkan akses para relawan. Namun kami memilih UNAS karena punya askes yang baik bagi relawan disabilitas yang akan melakukan pelatihan disini,” ujarnya usai press conference, di UNAS, pada Senin (17/9).
Ferdi menambahkan, ia mengapresiasi atas ketersediaan UNAS dalam membantu suksesnya event yang akan digelar pada 6-13 Oktober 2018 itu. “Karena tanpa prasarana yang baik, maka pelatihan tidak akan berjalan lancar. Tapi di UNAS kelasnya tersedia, proyektor bagus, AC, dan sarana yang lainnya cukup memadai,” imbuhnya.
Diwaktu yang sama, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UNAS, Dr. Zainul Djumadin, M.Si., mengatakan bahwa dengan adanya kegiatan tersebut dapat memberikan wawasan kepada mahasiswa mengenai Asian Para Games. Tak hanya itu, pelatihan tersebut juga menjadi akses untuk dapat memperkenalkan kampus UNAS kepada masyarakat.
“Saya turut bangga UNAS dapat berpartisipasi dalam acara perayaan Asian Para Games 2018. Semoga apa yang kami fasilitasi selama pelatihan berlangsung dapat berjalan lancar dan memberikan dampak yang baik kepada para relawan,” katanya.
Peserta relawan terdiri dari aktivis, mahasiswa, dan tenaga profesional yang ditrainer oleh Psikolog dan penyandang disabilitas dari Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI). Selain itu, dari 7.500 relawan terdapat 379 relawan yang menyandang disabilitas. Adapun materi pokok yang diberikan selama pelatihan ialah effective communication, interpersonal skill, etiquette, dan cara berinteraksi dengan penyandang disabilitas.(*NIS)
Bagikan :