Tuban (UNAS) – Universitas Nasional (UNAS) bekerja sama dengan Pertamina EP Sukowati Field melakukan kajian aspek sosial ekonomi dan lingkungan program padi organik di Tuban dan Bojonegoro, Jawa Timur, pada 19 Agustus hingga 26 Agustus 2024. Kajian sosial ekonomi sosial dilakukan untuk menetapkan program kerja rencana strategis yang akan dilakukan selama lima tahun ke depan.
“Pemetaan sosial sangat penting sebagai baseline data untuk perusahaan menetapkan program-program yang tepat sasaran dan sesuai dengan skala prioritas di wilayah tersebut,” kata Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UNAS Dr. Ir. Nonon Saribanon, M.Si., dalam keterangannya pada Kamis, 22 Agustus 2024, di Tuban Jawa Timur.
Nonon menambahkan bahwa selain melakukan kajian pemetaan sosial, UNAS juga melakukan kajian lain yaitu mengevaluasi aspek sosial ekonomi lingkungan dari program yang sudah berjalan yaitu program implementasi pertanian padi organik di Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Pemetaan sosial dilakukan di tiga Dusun, Desa Sawahan, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Adapun tiga Dusun tersebut adalah Dusun Temulus, Dusun Sawahan dan Dusun Logawe. Pemetaan sosial ini dilakukan dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan oleh Ketua LPPM UNAS Dr. Ir. Nonon Saribanon, M.Si. bersama dengan masing-masing kepala Dusun dan warga. Serta wawancara mendalam kepada warga di tiga Dusun tersebut.
Kegiatan kajian ini melibatkan para dosen UNAS dan juga mahasiswa dari program studi Sosiologi, program studi Agroteknologi dan program studi Biologi. Mereka adalah Fauziah Ilmi, S.Si., Farah Dilla Septianti, Syifa Najla Widiyanti, dan Adit Sudiarto.
Kepala Desa Sawahan Sunarto menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh UNAS bersama dengan Pertamina EP Sukowati Field. Menurutnya, kegiatan yang dilakukan di wilayahnya bisa berdampak baik kedepannya dalam meningkatkan perekonomian warga Desa Sawahan.
Sunarto mengatakan bahwa setiap Dusun memiliki potensi yang berbeda-beda, mulai dari pertanian, perikanan, peternakan, hingga UMKM. Meski begitu, potensi yang ada memiliki sejumlah tantangan. Mulai dari banjir, hama hingga pada kendala pemasaran produk UMKM.
“Upaya-upaya sudah dilakukan oleh perangkat Desa bersama dengan pemerintah dan stakeholder. Baik dalam bentuk pemberian pelatihan UMKM, membangun rumah burung hantu, mendorong penggunaan pupuk organik untuk membasmi hama, memberikan pelatihan kepada warga untuk membuat pupuk secara mandiri, dan bagaimana mengemas produk peternakan yang menarik,” ungkapnya.
Sunarto juga mengatakan bahwa masih ada pekerjaan rumah yang perlu dilakukan agar dapat membantu warga. Salah satunya adalah bagaimana meningkatkan potensi sumber daya manusia dalam menggunakan teknologi. Menurutnya, hal itu sangat penting mengingat perkembangan teknologi sangat pesat dan tersedianya berbagai informasi terkait dengan permasalahan warga.
“Untuk saat ini kurangnya adalah informasi dari luar. Kedepannya potensi sumber daya manusia yang harusnya ditingkatkan dengan menguasai IT atau media sosial. Karena memang pada zaman sekarang ini, dibutuhkan keahlian tersebut dalam rangka melakukan pemasaran,” katanya. (*DMS)
Bagikan :