Selain wisudawan asal Indonesia, UNAS juga turut mewisuda 25 wisudawan asing asal Tiongkok dari berbagai program studi dan jenjang. Tak hanya itu, guna menyongsong era revolusi industry, UNAS telah merevisi kurikulumnya dengan pendekatan human digital dan menambahkan 2 mata kuliah wajib untuk mempersiapkan lulusannya di era disrupsi teknologi
JAKARTA (UNAS) – Universitas Nasional kembali melantik 1.110 wisudawan pada wisuda Periode II Tahun Akademik 2018/2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (22/9). Wisudawan tersebut terdiri dari 1 wisudawan doktoral, 112 wisudawan program magister, 418 wisudawan program sarjana, 500 wisudawan program diploma empat dan 79 wisudawan program diploma tiga. Universitas Nasional secara konsisten menyelenggarakan wisuda sebanyak dua kali dalam setahun.
Pada wisuda kali ini Universitas Nasional juga turut meluluskan 25 mahasiswa asing asal Guangxi University of Nationalities, Tiongkok, China yang melanjutkan kuliah di Universitas Nasional atas program kerjasama antara kedua perguruan tinggi. Wisudawan asing tersebut telah menyelesaikan studi di Program Studi Magister Administrasi Publik Unvirsitas Nasional sebanyak 2 wisudawan, Program Studi Magister Manajemen 3 wisudawan, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis 10 wisudawan, Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Sastra sebanyak 10 wisudawan.
‘’Universitas Nasional merupakan Universitas yang banyak diminati oleh mahasiswa asing dari berbagai negara. Mudah-mudahan ini menjadi penciri bahwa kualitas dan pelayanan pendidikan di Universtas Nasional mendapat apresiasi yang tinggi dari masyarakat dan diakui secara internasional,’’ ungkap Rektor Universitas Nasional, El Amry Bermawi Putera, dalam pidatonya.
Sadar bahwa faktor kecepatan dan penguasaan teknologi informasi yang berbasis online merupakan kunci menyongsong era revolusi industry 4.0, Universitas Nasional telah melakukan berbagai persiapan. Antara lain dalam sistem tata kelolanya yang telah sudah berbasis online dari mulai tahap input, proses, output, outcomes dan impact dalam sistem perguruan tinggi. ‘’Tata kelola Universitas Nasional saat ini sudah mencapai 80 % berbasis online, 20 % sisanya sedang dalam proses pengerjaan dengan target capaian pada tahun akademik 2019/2020. Dengan kata lain pada titik itu, Universitas Nasional akan menjadi kampus yang berkategori cyber university atau smart campus,’’ papar El Amry.
Tata kelola berbasis online ini, lanjut Rektor, tidak hanya dalam aktifitas perkuliahan melalui atau dalam Learning Management System, namun pembelajaran dan penelitian dengan berbantuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Berbagai inovasi juga telah dilakukan dalam bidang pembelajaran salah satunya adalah menetapkan 2 mata kuliah wajib universitas dan mendesain ulang kurikulum untuk melahirkan lulusan-lulusan yang berkualitas, terampil dan mampu beradaptasi dengan revolusi industri 4.0,
‘’Mulai Semester Ganjil Tahun Akademik 2017/2018 Universitas Nasional juga telah mendesain ulang kurikulum dengan pendekatan human digital dan keahlian berbasis digital dan tetap mengacu pada Kurikulum Pendidikan Tinggi berbasis Standar Nasional Pendidikan Tinggi/ Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia atau SNDIKTI/KKNI bagi seluruh Program Studi, dan menambahkan mata kuliah wajib yaitu Literasi TIK dan Pemodelan & Simulasi,’’ ujarnya.
Wisuda kali ini menghadirkan Menteri Ristek, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Prof Dr. M. Nasir, Ph.D., Ak sebagai keynote speaker untuk memberikan orasi ilmiah dan pembekalan kepada para wisudawan dengan tema ‘’Roadmap Pengembangan Revolusi Industri 4.0 di Indonesia’’. Selain itu, guru besar dari berbagai negara juga turut hadir untuk menyaksikan pelantikan wisudawan UNAS. Guru besar tersebut berasal dari berbagai PTN di Indonesia seperti UGM, UNHAS dan UNSOED serta dari Malaysia dan Korea Selatan.
Universitas Nasional juga melantik 11 Wisudawan terbaik dari berbagai program studi dan jenjang, yaitu :
1. Melati, program studi Magister Manajemen dengan IPK 3,98
2. Raissa Reihan, program studi Bahasa Korea ABANAS dengan IPK 3,91
3. Sendi Isnaini Putri Bungsu, program studi Perhotelan AKPARNAS dengan IPK 3,91
4. Nur Affifah Al Jannah, program studi Sosiologi FISIP dengan IPK 3,84
5. Sri Rahayu, program studi Informatika FTKI, dengan IPK 3,8
6. Anastasya Rahma, program studi Biologi dengan IPK 3,75
7. Muhamad Ali Asyrof, program studi Teknik Elektro FTS dengan IPK 3,74
8. Dian Purwanto, Agroteknologi, Fakultas Pertanian dengan IPK 3,7
9. Cahya Nadia, program studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan IPK 3,64,
10. Najla Afifah, program studi Sastra Indonesia, Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan IPK 3,61
11. Nabilah Haddar, Fakultas Ilmu Hukum, dengan IPK 3,57. (*humas)
Bagikan :