Universitas Nasional mendukung pelestarian budaya nusantara dengan berpartisipasi dan menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan Round Table and Konferensi Budaya Nusantara 2018. Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan materi pengayaan naskah akademik yang berkaitan dengan sistem kebudayaan sebagai solusi dari permasalahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam perspektif keagamaan, keilmuan, ketahanan, kebudayaan, dan kesejahteraan sosial.
JAKARTA (UNAS) – Indonesia merupakan bangsa yang memiliki kekayaan dan budaya tradisi yang beragam. Disamping itu, masih terdapat sistem dan pola konsumsi budaya asing yang menimbulkan jarak antara bangsa Indonesia dengan kearifan lokal budaya yang telah lama berakar. Padahal sejarah mencatat bahwa bangsa Indonesia lahir sebelum negara Indonesia terbentuk. Bangsa Indonesia tidak lain merupakan wujud dan lahir dari kebenaran adat dan tradisi di Nusantara ini.
Dengan hal ini, maka perlu peran dari para Raja, Sultan, dan Pemangku Adat untuk dapat menghidupkan kembali nilai-nilai luhur bangsa. Nilai-nilai luhur bangsa ini yang kemudian akan membawa bangsa Indonesia lepas dari jeratan sistem demokrasi dan strategi budaya asing.
Namun demikian, para Raja, Sultan dan Pemangku Adat ini perlu diberi “payung hukum” yang jelas dan terlegitimasi oleh pemerintah. Payung hukum ini diperlukan oleh mereka untuk melaksanakan wewenang dan tanggung jawab dalam mempertahankan kedaulatan dan ketahanan daerah, menegakkan hukum adat yang berdasarkan kearifan lokal, serta menghidupkan kembali tatanan hidup bangsa Indonesia yang berbudaya, beradab, beretika, dan berestetika.
Oleh karena itu, Pusat Studi dan Ketahanan Nasional – Universitas Nasional (UNAS) bekerjasama dengan Pusat Kajian Sosioteknologi dan Keragaman Budaya – Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Panitia bersama Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN), melangsungkan kegiatan Round Table Discussion (RTD) dan Konferensi Bangsa Nusantara 2018 yang dihelat di Menara Universitas Nasional Ragunan, Kamis (29/3).
Ketua Pusat Ketahanan Nasional, Iskandarsyah, S.S., M.Hum mengatakan tujuan dari kegiatan ini yaitu membahas dan merumuskan materi pengayaan naskah akademik yang berkaitan dengan sistem kebudayaan sebagai solusi dari permasalahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam perspektif keagamaan, keilmuan, ketahanan, kebudayaan, dan kesejahteraan sosial.
”Kami berharap dari kegiatan ini dapat melahirkan kejelasan visi bangsa Nusantara khususnya dalam menjadikan Indonesia sebagai mercusuar dunia, dan memperoleh sikap dan strategi langkah yang nyata dalam mengembalikan akar budaya, adat istiadat, dan tradisi sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegar,” ungkapnya.
Kegiatan ini dihadiri oleh peserta undangan yang berasal dari elemen-elemen bangsa yang memiliki peran dan fungsi dalam menentukan sikap kepentingan bangsa dan negara yang memiliki perspektif keagamaan, keilmuan, ketahanan, kebudayaan, dan kesejahteraan sosial, diantaranya, agamawan, ilmuwan, TNI, Raja Sultan dan kalangan Profesional. (Mth)
Bagikan :