Jakarta (Unas) – Wakil Rektor Unas Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerjasama Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt., turut hadir dan menjadi invite speaker pada acara International Conference bersama dengan para dosen Universitas Nasional (Unas) yang menjadi moderator dan presenter yang diadakan di Hotel Prime Plaza, Sanur Bali pada Selasa dan Rabu, 16-17 Mei 2023.
Dalam acara ini, Unas sebagai salah satu penyelenggara bersama Lembaga lain seperti Rutgers University, USA, Konsorsium Bioteknologi Indonesia (KBI), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Republik Indonesia, Asia-Pacific Network (APN) For Global Change Research dan NIH Fogarty International Center.
International Conference yang bertajuk ‘Crossroad of Biodiversity, Biotechnology, and Health for Enhancing, Sustainable Development’ ini dibuka oleh Presiden KBI dan Kepala BB Biogen Kementan Ir. Mastur, M.Si., Ph.D.
Setelah pembukaan acara, kemudian dilanjutkan dengan tiga keynote speaker diantaranya Director of the New Use Agriculture and Natural Plant Products Rutgers–The State University of New Jersey, Amerika Serikat, Prof. James E Simon, Dewan Penasihat Konsorsium Bioteknologi Indonesia Prof. Bambang Prasetya dan Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Spesies, dan Genetik Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indra Exploitasia.
Dalam acara ini juga dilaksanakan sesi plenary session yang terbagi menjadi empat sesi, adapun Wakil Rektor Universitas Nasional Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerjasama Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt. masuk pada plenary session II dengan memaparkan materi tentang Indonesia Underutilized Fruits as a Potential Source of Functional Food for the Management of Metabolic Syndrome Associated Diseases.
Sementara, dosen Unas yang menjadi presenter adalah Dr. Retno Widowati, M.Si., Dr. Tatang Mitra Setia, M.Si. dan Dra. Noverita, M.Si. dan Dr. Ir. Nonon Saribanon, M.Si. yang juga dosen Unas menjadi moderator dalam sesi parallel.
Terdapat lima hal, yang akan dibahas selama pertemuan ilmiah dilangsungkan, di antaranya, keanekaragaman hayati untuk kesehatan dan pangan, keanekaragaman hayati dan pengetahuan tradisional serta aspek sosial budaya, dan bioteknologi dan pemanfaatan keanekaragaman hayati serta bioteknologi maju dan kesehatan manusia.
Konferensi dan lokakarya digelar secara hybrid, baik secara luar jaringan (luring) maupun secara di dalam jaringan (daring). Pertemuan ilmiah itu diikuti lebih dari 200 orang peserta dari enam negara dengan pembicara dari Amerika Serikat, Tajikistan, Jepang, Filipina, dan Indonesia. (*DMS)
Bagikan :