JAKARTA (UNAS) – Raut wajah ceria dengan gaya yang ‘out syle’ sudah menjadi ciri khas bagi pria kelahiran Bogor, 10 Juni 1996. Pemilik nama Wiki Pratomo atau yang kerap disapa Uki ini dikenal sebagai sosok ‘Tintin’ oleh teman –temannya. Bagaimana tidak? Selalu tampil dengan padanan Trench Coat dengan balutan kemeja yang unik sudah cukup mengambarkan mahasiswa prodi Hubungan Internasional ini layaknya karakter utama dalam “The Adventures of Tintin”.
Sore itu dikala mahasiswa berlalu lalang, Uki kembali membolak balik lembar kertas yang dipegangnya sejak tadi. Sambil menikmati fasilitas WiFi, ia kerap menyudutkan pandangannya kedepan laptop yang sedari dipangkunya. Keringat yang menetes tak menghalangi terkembangnya sebuah senyum dibibirnya saat kami bertemu. Dari selasar Biromawa Universitas Nasional, Uki bercerita mengenai kisahnya dalam menuntut ilmu.
Mengikuti garis keturunan dari sang Ibu, Uki tumbuh menjadi sosok yang menyukai jalan-jalan dan pariwisata. Menempuh pendidikan sekolah pariwisata saat sekolah menegah atas (SMA), anak pertama dari 3 bersaudara ini mempunyai mimpi untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi yaitu berkuliah. Bimbang dihatinya saat harus memilih jurusan, ia mencari dukungan sana-sini.
Tahun 2014 merupakan momen penting baginya. Saat itu, Uki menetapkan hati untuk serius mengenyam bangku kuliah. Bercita-cita bekerja di kedutaan pariwisata, pria penggemar western food ini mantab memilih jurusan Hubungan Internasional untuk memulai masa depannya. Tercatat sebagai mahasiswa Universitas Nasional, jatuh bangun hiruk pikuk telah dilewatinya sejak 3 tahun silam. Beragam komentar negatif mengenai dirinya menghampiri, entah itu dari segi penampilan maupun pola hidup, namun ia tak membendungnya.
“Biarkan apa kata orang, selagi kita merasa benar lalu mengapa kita harus berhenti. Banyak orang berpikiran miring terhadap saya, namun apakah itu benar, jadi jangan hanya menilai orang lain hanya dari tampilannya saja ya,” ungkapnya dengan penuh emosional. Bagi Uki, menjadi diri sendiri adalah hal yang utama. Apapun yang dijalaninya, menurut Uki itu adalah pilihan hidupnya. “Mereka semua tidak bisa merubah saya, ‘ maka jadilah diri sendiri”.
Uki kembali memaknai kekuatan sebuah mimpi yang belakangan dianggap mustahil bagi sebagian orang. Ia dengan bersemangat menggapai mimpi itu agar menjadi suatu kenyataan yang bisa diraih. Siapa sangka, pria yang berdomisili di Depok ini mampu menguasai 5 bahasa asing, Inggris, Jepang, Jerman, Prancis, dan Mandarin. Sungguh kelebihan yang patut dibanggakan bukan?
Tak ingin melewati kesempatan, pria yang hobi traveling ini meluapkan kelebihannya dengan menjadi guru bahasa Jepang di sekolah tempatnya menempuh pendidikan SMA. Berbekal tak seberapa, momen itu dijadikannya pelajaran dan kebangkitan agar ia dapat terus mengasah kemampuannya.
Uki mengaku dirinya adalah pribadi yang introvert. Namun hal tersebut bukanlah kekurangan baginya. Usut punya usut, bagi orang yang melihatnya memang Uki terkesan pendiam dan pemalu. Namun jika sudah mengenalnya, pria yang mahir Scottish dance ini adalah orang yang open minded.
“Banyak orang yang menilai saya salah dari segi penampilan. Dan saya tahu itu juga kesalahan saya karena nggak pernah menjelaskan ke mereka. Saya menganggapnya ya mungkin karena mereka belum kenal” ujarnya dengan heran.
Sebagai penutup perbincangan kami sore itu, dengan wajahnya yang cerah dan tatapan matanya yang khas, Uki menyampaikan sebuah kutipan,
“Belajar itu tidak susah, cobalah kita pandai-pandai mengkorelasikan skill kita dengan apa yang kita sukai. Karena semuanya berawal dari yang suka, jika kita suka terhadap suatu ilmu maka kita juga semangat untuk menjalaninya” tutupnya dengan senyum.
Bagikan :