bbc.com – Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengancam akan kembali menjatuhkan sanksi kepada Myanmar setelah militer di negara itu mengambil alih kekuasaan.
Tentara Myanmar menahan Aung San Suu Kyi dan para pemimpin sipil lainnya, dan menuduh partai Suu Kyi melakukan kecurangan atas kemenangan besar dalam pemilihan umum baru-baru ini.
Dalam sebuah pernyataan, Biden mengatakan “kekerasan tidak boleh dibiarkan mengesampingkan keinginan rakyat atau berupaya untuk menghapus hasil pemilihan yang kredibel”.
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Inggris juga mengutuk kudeta tersebut.
AS telah mencabut sanksi selama dekade terakhir seiring dengan transisi Myanmar menuju negara demokrasi.
Biden mengatakan pemberlakuan kembali sanksi kepada Myanmar akan segera ditinjau, seraya menambahkan: “Amerika Serikat akan membela demokrasi di mana pun ia diserang.”
Ia sebelumnya memperingatkan Amerika Serikat akan meminta pertanggungjawaban militer Myanmar karena menghentikan transisi demokrasi dan melancarkan kudeta.
Biden menggambarkan penahanan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, dan pejabat-pejabat sipil lain sebagai “serangan langsung terhadap demokrasi dan supremasi hukum”.