JAKARTA – Ditetapkannya penyakit difteri sebagai kejadian luar biasa tahun 2017 ini membuat semua orang mawas. Difteri adalah infeksi bakteri yang umumnya menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, serta terkadang dapat memengaruhi kulit. Penyakit ini muncul karena adanya bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menyerang saluran pernapasan.Sifat penyakit ini adalah menular sehingga banyak kasus yang sudah terjadi dan kasus nya sudah mencapai 700 kasus untuk penyebaran wabah difteri.
Penyebaran difteri ini masuk ke tubuh lewat percikan udara ketika seseorang batuk, bersin, atau berbicara. Selain itu, bakteri juga dapat ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan yang keluar dari saluran pernapasan dan pengelupasan luka kulit. Benda-benda yang terkontaminasi bakteri juga bisa menyebabkan penularan penyakit.
Menurut Dr. dr. Zakiudin munasir Sp.A(K), segala hal yang berkaitan dengan air liur dan sejenisnya menjadi awal penyebab terjangkit difteri. “Difteri ini menyebar lewat percikan air liur. Kalau bersin dan liurnya keluar, itu bisa langsung menyebar ke orang lain. Terlebih, kalau pakai gelas bekas orang yang difteri, penularan juga rentan terjadi,” ujar Zakiudin dalam temu media di Kantor PB IDI, Jakarta, Senin 18 Desember 2017.
Penyakit ini bisa disembuhkan dengan memberikan antibiotik serta antidifteri serum (ADS). Dua obat ini menjadi dua obat yang bisa mangatasi penyakit difteri. Pengobatan terhadap difteri harus cepat dan tepat, cairan dari bakteri difteri dapat memicu beberapa komplikasi yang berpotensi mengancam jiwa.. “Pada pemberian antidifteri serum, akan efektif kalau belum terlambat. Artinya, kalau racun kuman sudah menyebar sampai ke jantung, maka sudah terlambat, ADS sudah enggak mempan dan tidak bisa lagi memblock peredaran racunnya,” ujar dia.
Zaki menegaskan perlunya peran deteksi dini terhadap kasus difteri yang sedang mewabah, dengan melakukan pencegahan pencegahan, Ia menambahkan, masa inkubasi kuman yang cukup lama, membuat difteri menjadi sulit dicegah.
“Inkubasi kumannya bisa sampai 5 hari hingga satu minggu, dipengaruhi juga oleh faktor imunitas dan terlalu sering kontak dengan kuman tanpa disadari. Maka, saat ada selaput putih kotor, segera pastikan sebelum menjadi banyak dan menyumbat pernapasan,” ujarnya.
berita : sumber
foto : sumber
Bagikan :