KOMPAS.com – Beberapa waktu lalu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) membatalkan hasil lelang frekuensi 2,3 GHz, yang sedianya akan digunakan untuk menggelar layanan 5G di Indonesia.
Menanggapi hal ini, penyedia teknologi untuk ekosistem 5G di Indonesia mendorong pemerintah untuk segera menentukan spektrum mana yang akan digunakan untuk menggelar 5G.
“Dari segi operator, device, teknologi chip, para penyedia layanan 5G sudah siap. Yang belum siap itu regulasi dan spektrum untuk menggelar 5G di Indonesia,” ungkap Shannedy Ong, Country Director Qualcomm Indonesia, dalam acara talkshow secara daring, Kamis (4/2/2021).
Selain itu, Shannedy mengatakan bahwa penerapan dan komersialisasi teknologi 5G dapat membawa dampak ekonomi pada sektor barang dan jasa sampai 12 triliun dollar AS (sekitar Rp 168.326 triliun).
“Teknologi ini juga akan membawa lanskap bisnis baru yang sebelumnya tidak pernah ada. Teknologi 5G juga penting bagi Indonesia yang tengah menyongsong industri 4.0,” kata Shannedy.
Bagikan :