Jakarta – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPTT) mengatakan akan memproduksi Rapid Diagnostic Test (RDT) Kit guna mendeteksi Covid-19 dalam waktu dekat. RDT yang merupakan buatan anak bangsa diklaim lebih sensitiv dibandingkan rapid test dari impor. Sensitivitas ini disebabkan oleh RDT menggunakan strain virus.
“Kami targetkan sensitivitas RDT akan lebih tinggi dalam mendeteksi Covid-19 di Indonesia dengan menggunakan strain virus dari pasien positif Indonesia. Tentu hal ini berbeda dengan RDT kit yang diproduksi luar negeri, karena kit impor tersebut menggunakan strain virus dari negara lain,” kata Kepala BPPT Hammam Riza dalam keterangan tertulisnya dikutip dari CNNIndonesia.com, Jumat (17/4).
Sementara itu, saat ini BPPT tengah membuat dua tipe RDT Kit guna mendeteksi cepat Covid-19, yakni RDT deteksi antibody IgG/IgM, dan RDT deteksi antigen micro-chip. Pada produksi massal ini, BPPT berkoordinasi dengan Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 (TFRIC19) sebagai bagian dalam Konsorsium Covid-19 yang dibentuk Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).
“Mohon dukungan dan doa dari semua pihak, agar RDT deteksi antibodi IgG/IgM dapat diproduksi bulan Mei. Saat ini kami terus melakukan percepatan pengembangan purwarupa RDT IgG IgM, dan RDT micro-chip,” jelas Hammam.
Ia juga mengatakan upaya pengembangan RDT kit terus dilakukan oleh BPPT bersama TFRIC19 yang diantaranya terdiri dari UGM, ITB, dan industri. “Kami akan terus mengakselerasi, agar produk ini dapat segera digunakan untuk mendukung percepatan penanganan pandemik virus Covid-19 secara nasional,” tuturnya.
Purwarupa RDT IgG/IgM ini dikembangkan dalam bentuk strip. Produk RDT IgG/IgM buatan Indonesia ini akan mampu mendeteksi secara cepat dalam waktu 5-10 menit dengan meneteskan darah atau serum pada alat RDT IgG/IgM.
Perangkat RDT micro-chip merupakan alat deteksi antigen yang menggunakan micro-chip. Alat ini mampu mendeteksi dini keberadaan virus Covid-19 pada pasien dalam pengawasan (PDP), orang dalam pemantauan (ODP) atau orang tanpa gejala (OTG). Alat ini melakukan pendeteksian dengan menggunakan sensor Surface Plasmon Resonance (SPR). Dalam satu micro-chip dapat mendeteksi sekaligus 8 sampel dengan sampel bisa langsung dari swab.
“Saat ini progress pengembangan kedua tipe RDT kit masih dalam tahap desain dan akan diuji validasi dengan menggunakan isolat RNA, yang dimiliki oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan dan juga LBM Eijkman,” tutup Hammam.
Selengkapnya : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200416154645-199-494218/bppt-rapid-test-corona-ri-lebih-sensitif-dibanding-impor
Bagikan :