Jakarta- Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) bekerja sama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofsika (BMKG) sedang mengembangkan teknologi pengamatan atmosfir secara intensif atau Intensive Observatorium Period (IOP) di daerah jabodetabek.
Kepala Bidang Pengkajian dan Penerapan TMC, Tri Handoko Seto menjelaskan secara runtut bagaimana fungsi dan alat-alat deteksi yang digunakan pada IOP. Komponen utamanya adalah Radiosonde dan Radiometer yang merupakan alat pendeteksi mekanisme pembentukan awan.
Radiosonde, merupakan alat yanag memiliki balon. Balon itulah yang dilepas diangkasa guna mendeteksi awan. lalu pengukur parameter atmosfir, seperti suhu, tekanan kelembaban dibantu oleh Radiometer. Balon Radiosonde dilepas empat kali sehari, yaitu pada pukul 07.00, 13.00, 19.00, dan 01.00. “ketinggian balon Radiosonde sekitar 10 sampai 16 kilometer”, kata Handoko.
Setelah diketahui, 24 atau 48 jam kedepan akan terjadi potensi hujan besar. maka mobile radar berfungsi memantau menit permenit, predsiksi randiosonde dan radiometer.
Handoko mengatakan sebelum terjadi hujan besar, tim akan memasang Mobile Rain Radar. Alat ini akan menjadi patokan untuk memberikan peringatan dini. ‘’ Kita akan lakukan early warning, kita sampaikan email secara otomatis kepada stakeholder, bahwa akan terjadi hujan besar di atas Jabodetabek. Oleh karena itu, hati-hati, pada daerah ini, ketinggian ini,” tuturnya.
IOP sudah dimulai dipakai sejak Senin 18 Januari 2016 dan berlangsung hingga satu bulan ke depan, yaitu 16 Februari 2016. (*dwi)
Bagikan :