Jakarta (UNAS) – Berbisnis dengan tanaman hias saat ini tengah digemari oleh masyarakat, pasalnya pandemi membatasi kegiatan karena menerapkan #stayathome atau hanya dari rumah saja dan beberapa orang mulai menemukan hobi dan minat baru untuk menghabiskan waktu secara produktif seperti budidaya tanaman hias yang bisa dijadikan lahan bisnis. Sadar akan peluang berbisnis tersebut, Fakultas Biologi Universitas Nasional menggelar webinar dengan tema “Menjadi Biopreneur Tanaman Hias Di Masa Pandemi Covid-19”.
Pada sambutannya, Pembina Badan Seni Otonom (BSO) Bioindustry Innovation Club (BIC) Dra. Yulneriwarni, MSi menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan pencerahan untuk membuka usaha dibidang tanaman hias “saya sangat bersyukur adanya acara ini, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pencerahan bagi kita untuk usaha dibidang tanaman hias” ucapnya.
Kegiatan Webinar Fakultas Biologi bekerja sama dengan Sains IDN, Dunia Biologi, Ika Fabiona, Tanem Tawuh, Flonapedia BIC dan Tanam Timbuh yang digelar pada Kamis (18/3) tersebut mengundang beberapa narasumber yang berpengalaman di bidangnya, Seperti ; Gregori Hambali, M.Sc. (Ahli Pemuliaan Tanaman Hias), Ir. Edhi Sandra, M.Si. (Pengusaha Kultur Jaringan Tanaman Hias dari PT. Esha Flora), Rico Rusdiansyah (Owner Titik Hijau) dan Karen Tambayong (Ketua Komite Tetap Hortikultura Kadin Indonesia.
Menurut Gregori Hambali, M.Sc, pada masa pandemi banyak waktu untuk mengapresiasi apa yang ada disekitar dan jeli untuk melihat peluang usaha. “Kita perlu tahu bahwa justru pandemi ini punya lebih banyak untuk apresiasi yang belum terawat, dengan adanya pandemi kita bisa melihat dengan detail tanaman hias yang ada di sekitar kita yang bisa dijadikan lahan usaha.” Ujarnya.
Gregori menjelaskan bahawa Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang mempunyai tanaman yang unik dan merupakan kekayaan hayati yang perlu diperhatikan. “Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang mempunyai tanaman yang unik dan itu merupakan kekayaan hayati yang perlu diperhatikan dan perlu kita garap, kita harus memanfaatkan tanaman yang ada dulu contohnya seperti tanaman yang ada disekitar kita yang bisa meghasilkan nilai jual yang tinggi, kita mulai dari yang ada dulu dari sedikit dulu nanti lama-lama jadi bukit dan fokus apa yang ada di depan mata duu” jelasnya.
Selain itu pada kesempatan yang sama, Pengusaha Kultur Jaringan Tanaman Hias dari PT. Esha Flora Ir. Edhi Sandra, M.Si sependapat dengan Gregori bahwa kita harus mampu memanfaatkan biodiversiti yang ada. “kita harus mampu memanfaatkan biodiversitas yang ada disekitar kita. terkait dengan keanekaragaman hayati, kita juga harus mampu mempunyai program yang unggul dan mengedukasi masyarakat dan kita juga bisa menggunakan teknik kultur jaringan, itu bisa menjadi solusi agar biodiversity Indonesia terus lestari” paparnya
Pada Webinar Nasional yang diikuti oleh 400 peserta juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Biologi Dr. Tatang Mitra Setia, M.Si, Prof. Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof. Dr. Dedi Darnaedi dan para dosen di Fakultas Biologi.
Dalam Webinar Nasional ada beberapa topik yang dibahas antara lain ; Persilangan Tanaman Hias Sebagai Usaha yang Menjanjikan, Peluang Usaha Perbanyakan Tanaman Hias dengan Kultur Jaringan, Langkah-Langkah Menjadi Eksportir Tanaman Hias, dan Potensi dan Peluang Ekspor Tanaman Hias Berbasis Sumber Daya Genetik Nasional. (*TIN)
Bagikan :